PDPM Kota Madiun

Saran dan kritik sangat kami tunggu supaya kami bisa tampil lebih baik lagi.
FASTABIQUL KHAIRAT
mp3 agama islam free gratis Quran Explorer - Interactive Audio Recitations & Translations

27 Agustus 2011

Tempat - tempat beserta Imam & Khotib Sholat Idul Fitri 1432 di Kota Madiun, Kab. Pacitan & Kab. Magetan.


Assalammu’alaikum Warakhmatullahi Wabarakatuh

Muhammadiyah insyaAllah sudah memastikan berhari raya Idul Fitri 1432 H besok pada hari Selasa, 30 Agustus 2011, sesuai dengan perhitungan Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang dipedomani. Sedangkan kawan-kawan dari organisasi Islam yang lain masih harus menunggu hasil Rukyatul Hilal atau melihat munculnya bulan di tempat-tempat yang sudah ditentukan sebagai isyarat datangnya tanggal 1 bulan baru. Apabila hasil rukyatul hilal yang insyaAllah akan dilakukan pada hari Senin sore, 29 Agustus 2011 sudah terlihat munculnya bulan, maka kejadiannya akan sama dengan awal bulan Ramadhan 1432 H tanggal 1 Agustus 2011 kemarin, karena sebagian umat Islam termasuk Muhammadiyah yang menggunakan sistem hisab sudah lebih dahulu menentukan awal 1 Ramadhan 1432 H. Artinya sebagian besar ummat Islam di seluruh Indonesia memulai puasa Ramadhan 1432 H pada waktu yang sama. Hal itu bisa terjadi karena sesuai perhitungan hisab: Tinggi hilal pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta (φ = -07° 48’ dan λ = 110° 21’ BT) adalah +06° 49’ 10” (hilal sudah wujud), dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam hilal sudah di atas ufuk, sehingga secara teoritis jika tidak ada halangan awan/mendung, maka akan mudah terlihat munculnya hilal/bulan.
Lain halnya sekarang dalam menentukan 1 Syawwal 1432 H. Hitungan hisabnya adalah: Ijtimak menjelang Syawwal 1432 H terjadi pada hari Senin Wage 29 Agustus 2011 M pukul 10:05:16 WIB. Tinggi hilal pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta (φ = -07° 48’ dan λ = 110° 21’ BT) adalah +01° 49’ 57” (hilal sudah wujud) dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam hilal sudah berada di atas ufuk. Saking kecilnya derajat hitungan wujudnya hilal, meskipun cuaca cerah akan sulit dilihat dengan mata meskipun dengan bantuan alat teropong bintang sekalipun. Itulah sebabnya diprediksi kemungkinan waktu datangnya 1 Syawwal 1432 H tahun 2011 M ini akan mengalami perbedaan, karena bagi umat Islam yang mempedomani terlihatnya hilal sebagai tanda datangnya bulan baru, akan menggenapkan hitungan bulan berjalan menjadi 30 hari. Pertanyaannya adalah: padahal penanggalan nasional juga menyebutkan 1 Syawwal 1432 H jatuh pada tanggal 30 Agustus 2011. Apakah mungkin Pemerintah merevisi penanggalan dengan mengundur sehari datangnya tanggal 1 Syawwal. Jawabannya: ya sangat mungkin karena penanggalan itu dibuat dengan memakai sistem hisab/perhitungan peredaran bulan, sedangkan khusus untuk menentukan datangnya 1 Ramadhan, 1 Syawwal, dan 1 Dzulhijjah bagi yang berkeyakinan harus melakukan tahapan rukyatul hilal, mesti menunggu hasil rukyatul hilal/melihat bulan.
Artinya perbedaan yang mungkin akan terjadi harus disikapi secara dewasa, saling menghormati dan saling menghargai. Tidak boleh merasa sistem yang dipakai adalah yang paling benar. Semuanya benar karena masing-masing mempunyai pijakan dasar hukumnya.
Oleh karena itu kepada warga Muhammadiyah di Kota Madiun khususnya dan di daerah sekitar Madiun pada umumnya dihimbau untuk menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 1432 H pada hari Selasa, tanggal 30 Agustus 2011 besok dengan tertib dan khidmat. Jika ada perbedaan maka semangat saling menghormati dan saling menghargai harus diutamakan. Jika akan melakukan takbir keliling harus dimulai setelah saudara umat Islam yang berbeda selesai melakukan sholat tarawih, yakni sekitar pukul 20.00 WIB. Demikian pula pada waktu mendatangi tempat-tempat sholat id pada keesokan harinya, datanglah dengan tertib serta senantiasa menghormati saudara umat Islam yang masih melakukan ibadah puasa.

Berikut tempat-tempat Sholat Id yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah pada hari Selasa, 30 Agustus 2011, dimulai tepat pukul 06.20:

Kota Madiun:
1.       Halaman Islamic Centre Madiun, Jl. Sumatra, imam dan khatib: Drs. H. Zainun Shofwan, M.Si
2.       Halaman Parkir RSI Siti Aisyah Madiun, Jl. Mayjen Sungkono, imam dan khatib: M. Nasir, S.Pd
3.       Halaman Masjid Darussalam, Jl. Sukarno-Hatta, imam dan khatib: Drs. Darul Khoiri
4.   Halaman Kampus STISIP-AKBID Muhammadiyah, Jl. DI. Panjaitan, imam dan khatib : HM. Subhan
5.       Lapangan Mojorejo, Jl. Margobawero, imam dan khatib: Drs. HM. Sudirman, M.Si
6.       Lapangan Gulun, Jl. Kapten Saputra, imam dan khatib: Ust. Abdullah
7.       Halaman depan Stadion Wilis, Jl. Mas Trip, imam dan khatib: DR. Nurhadi Ikhsan, MA

Kabupaten Pacitan:
1.       Lapangan Manggala Sakti, Baleharjo, khatib: Drs. H. Abd. Hamid Arif, imam: H. Sarengat

Kabupaten Magetan:
1.       Lapangan Polres Magetan, imam dan khatib: Drh. H. Zainul Muslimin
2.       Halaman BRI Unit MT. Haryono, imam dan khatib: H. Rosyid Ridho
3.       Halaman Kantor Dinas PU, imam dan khatib: Nurul Iman, LC.M.HI
4.       Halaman SD Muhammadiyah, imam dan khatib: Ust. Marsono, M.Din

Nasrun minnallah wa fathun qarib
Fastabiqul Khairat
Wassalamu’alaikum Warakhmatullahi Wabarakatuh.

13 November 2010

Laporan Hasil Penggalangan Bantuan Untuk Korban Bencana Alam

Hari - Tanggal : Sabtu - 13 Nopember 2010 Siang
  • Jumlah uang Rp. 9.998.275,00  (Sembilan juta sembilan ratus sembilan puluh delapan ribu dua ratus tujuh puluh lima ribu rupiah
Update Hasil Penggalangan Hari Sabtu, 13 Nopember 2010 Malam
  • Hasil untuk malam hari sebesar Rp. 2.857.800,00
  • Total Hasil Penggalangan sampai Sabtu, 13 Nopember 2010 Malam = Rp. 12.856.075,00  (Dua belas juta delapan ratus ribu lima puluh enam ribu tujuh puluh lima rupiah)

Update Hasil Penggalangan Hari Minggu, 14 Nopember 2010 Siang
  • Hasilnya adalah sebesar Rp. 2.719.300,00
  • Total Hasil Penggalangan sampai Minggu, 14 Nopember 2010 Siang = Rp. 15.575.375  (Lima belas juta lima ratus tujuh puluh lima ribu tiga ratus tujuh puluh lima rupiah)
Barang :
  1. Gula Pasir : 2 Kg
  2. Teh Cap Gopek : 10 pak
  3. Susu Dancow 200 gr : 2 pak
  4. Celana panjang pria : 9 potong
  5. Celana panjang wanita : 1 potong
  6. Baju  : 11 potong
  7. Baju dan kain pantas : 2 kresek
  8. Susu Milkkuat : 1 Dus
  9. Biskuat
  10. Biskuit Roma Kelapa : 4 pak
  11. SUN makanan bayi : 6 renteng
Terima kasih kepada Bapak / Ibu / Sdr yang telah memberikan sebagian hartanya untuk disumbangkan kepada saudara - saudara kita yang sedang tertimpa bencana.
Semoga amal ibadah Bapak / Ibu / Sdr. diterima dan dibalas oleh Alloh SWT.

Bahwasanya SELURUH HASIL dari Penggalangan Bantuan Untuk Korban Bencana Alam ini akan kami salurkan kepada korban bencana meletusnya Gunung Merapi.
Adapun biaya yang digunakan untuk operasional, konsumsi dan lain - lainnya dibiayai dari Kas Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Madiun serta dari para simpatisan Muhammadiyah.

Kami sudah tidak turun ke jalan lagi, tapi sumbangan berupa barang atau uang dapat diserahkan ke Sekretariat Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kota Madiun yang beralamat di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah Madiun, Jl. Mastrip No. 18 Madiun. Telp. 0351-452316

Contact Person :
  1. Drs. Suyono             HP. : 081 359 807 156 / 0351 7786 615
  2. Eddie Sanyoto          HP. : 081 335 378 923 / 0351 776 4108
  3. M. Agus Wibowo     HP. : 081 335 759 729 / 0351 773 9171
Billahi Taufiq wal Hidayah
(m@w)

Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) - Penggalangan Bantuan Korban Bencana Alam

Pimpinan Daerah Muhammadiyah beserta Ortom (Organisasi Otonom) dan Amal Usaha Muhammadiyah akan mengadakan Aksi Penggalangan Bantuan Untuk Korban Bencana Alam.
Aksi sosial ini insya Allah akan diselenggarakan serentak pada tanggal 13 - 14 Nopember 2010 di seluruh pelosok Kota Madiun.
Masih menggunakan metode mengumpulkan dana di persimpangan yang ber"traffic light", disamping itu ada beberapa tim yang melakukan penggalangan secara mobile berkeliling di tempat - tempat keramaian di Kota Madiun sampai ke pelosok Kota Madiun.
Posko Aksi Sosial ini bertempat di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah Madiun, Jl. Mastrip No. 18 Telp. 0351-452316 Madiun.
Kami mengundang dan mengetuk pintu hati Bapak / Ibu / Sdr untuk membantu Korban Bencana Alam ini melalui Muhammadiyah Kota Madiun dengan membantu berupa dana, makanan bayi / balita, susu bayi / balita, popok anak / balita, pakaian pantas, bahan makanan dan bahan memasak.
Bahwasanya SELURUH HASIL dari Penggalangan Bantuan Untuk Korban Bencana Alam ini akan kami salurkan kepada korban bencana meletusnya Gunung Merapi.
Adapun biaya yang digunakan untuk operasional, konsumsi dan lain - lainnya dibiayai dari Kas Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Madiun.
Insya Allah kami akan amanah dalam mengemban tugas kemanusian ini.

Tempat Sholat Idul Adha 1431 H di Kota Madiun

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Madiun menyelenggarakan Sholat Idul Adha di berbagai tempat di Kota Madiun. Sholat Idul Adha insya Allah akan diselenggarakan pada hari Selasa, 16 Nopember 2011.
Adapun tempat - tempat beserta imam dan khotibnya adalah sebagai berikut :

  1. Halaman Stadion Wilis
    • Jl. Mastrip Madiun
    • Imam & Khotib : Bp. Drs. H. Imam Nawawi 
  2. Halaman Masjid Darussalam
    • Jl. Soekarno Hatta Madiun
    • Imam & Khotib : Bp. Luqmanul Hakim
  3. Halaman Islamic Center Madiun
    • Jl. Sumatera Madiun
    • Imam & Khotib : Bp. Drs. H. Safruddin, MA.
  4. Halaman Parkir RSI Siti Aisyah Madiun
    • Jl. Mayjend. Sungkono Madiun
    • Imam & Khotib : Ust. Drs. H. Haryono
  5. Halaman Parkir STISIP Muhammadiyah Madiun
    • Jl. Letjen Panjaitan Madiun
    • Imam & Khotib : Bp. Muh. Nasir, S.Pd.
  6. Lapangan Mojorejo
    • Jl. Margobawero Madiun
    • Imam & Khotib : Bp. H. Suwito, Sy., SH.
  7. Lapangan Gulun
    • Jl. Kapten Saputro Madiun
    • Imam & Khotib : Bp. Drs. Saiful Ahmad, M.Ed.
Insya Allah sholat Ied akan dimulai pada pukul 06.15 WIB. Seluruh sekolah Muhammadiyah pada hari Selasa tidak diliburkan, tetapi siswa / siswinya dan guru - gurunya diwajibkan untuk melaksanakan sholat Ied di tempat - tempat yang telah ditentukan diatas.

Billahi Taufiq wal Hidayah
(m@w)


03 November 2010

Saleh Partaonan Daulay Terpilih Menjadi Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Periode 2010 - 2014

Saleh Partaonan Daulay akhirnya terpilih menjadi Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah periode 2014 - 2014. Saleh terpilih dalam Muktamar Luar Biasa yang diselenggarakan di Gedung Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Cempaka Putih pada hari Sabtu, 30 Oktober 2010.
Saleh memenangkan pemilihan dengan mendapatkan 279 suara, mengalahkan rival-rivalnya yaitu Gunawan yang memperoleh 73 suara, Ahmad Rofiq 48 suara, dan Piet Hizbullah Khaidir dengan 31 suara.

Saleh P. Daulay adalah salah seorang aktivis Angkatan Muda Muhammadiyah. Dia memulai aktivitas organisasinya sejak menjadi mahasiswa di Universitas Sumatera Utara. Dia pernah menduduki dua kali jabatan Ketua Umum Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Sastra, yang kemudian mengantarkannya untuk menjadi salah seorang Ketua Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kotamadya Medan.

Biodata
Setelah menamatkan pendidikan di USU pada tahun 1997, kemudian ia melanjutkan kuliah Pascasarjana di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1998. Di sana, ia mengambil Jurusan Sejarah Peradaban Islam. Setahun kemudian (1999), ia juga melanjutkan pendidikan ke Universitas Indonesia. Kali ini, ia mengambil jurusan Filsafat. Dengan demikian, ia harus mengikuti kuliah magister di dua tempat pada waktu yang bersamaan. Selain itu, ia juga masih menyempatkan diri untuk menjadi salah seorang fungsionaris DPP. IMM periode Gunawan Hidayat. Meski tidak seaktif pada waktu di Medan, namun menurut dia, aktivitasnya di IMM kali ini sungguh mengesankan karena harus membagi waktu secara efisien untuk juga mengurus kuliah.

Selama mengikuti perkuliahan, Saleh selalu beruntung karena mendapat beasiswa dari berbagai pihak. Ketika di USU, misalnya, dia menerima beasiswa dari Yayasan Supersemar untuk jangka waktu 3,5 tahun. Di UIN Syarif Hidayatullah, ia menerima beasiswa dari Depag RI. Dan ketika belajar di UI, ia mendapat beasiswa BPPS (beasiswa program pascasarjana) dari Diknas. Selain itu, ia juga pernah tercatat sebagai penerima Beasiswa dari Yayasan Sopo Godang Jakarta.

Pada tahun 2000, sesaat setelah menamatkan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ia diterima sebagai dosen di IAIN Raden Fatah Palembang. Ia ditempatkan pada Fakultas Adab. Tugasnya adalah untuk mengajar mata kuliah yang berhubungan dengan Filsafat, seperti Filsafat Budaya, Filsafat Sejarah, Filsafat Ilmu, Filsafat Islam, dan juga Filsafat Umum. Selama menyelesaikan pendidikannya di Ciputat, ia juga menyempatkan diri untuk mengajar di Fakultas Taribiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mata kuliah yang diajarkannya di sana adalah FIlsafat Islam dan Filsafat Pasca Ibnu Rusyd.Selain itu, ia juga mengajar di berbagai Universitas Swasta di kawasan Jakarta dan sekitarnya.

Pada tahun 2000, ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang S-3 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karena sudah mulai tertarik dengan persoalan filsafat dan pemikiran, maka ia memilih jurusan Pemikiran Islam. Setelah menyelesaikan seluruh perkuliahan yang diwajibkan pada program itu, ia selanjutnya kembali aktif di Muhammadiyah. Ia kembali ke Menteng (Kantor PP. Muhammadiyah) pada tahun 2002 sebagai salah seorang anggota departemen Luar Negeri. Dua tahun kemudian, dia dipercaya untuk menjabat sebagai wakil sekretaris PP. Pemuda Muhammadiyah.

Pada saat pelaksanaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah di Samarinda pada tahun 2006 yang lalu, Saleh Partaonan Daulay adalah salah satu kandidat Ketua Umum yang diunggulkan untuk bersaing dengan Izzul Muslimin. Meski pada saat pemilihan dia kurang beruntung, namun dia tetap terpilih sebagai salah seorang formatur dengan memperoleh suara terbanyak urutan kelima dari 12 orang anggota formatur yang terpilih. Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Bidang Kader dan Pengembangan Sumber Daya Insani PP. Pemuda Muhammadiyah periode 2006-2010.

Dalam rangka upaya regenerasi kepemimpinan di tubuh persyarikatan Muhammadiyah, PP. Muhammadiyah hasil muktamar Malang menunjuk Saleh Daulay sebagai Sekretaris Lembaga Hukum dan HAM PP. Muhammadiyah periode 2005-2010. Dengan demikian, Saleh tidak saja aktif di PP. Pemuda Muhammadiyah, tetapi ia juga aktif di PP. Muhammadiyah.

Bulan Mei 2007, Saleh P Daulay terpilih menjadi salah seorang penerima beasiswa Ford Foundation. Beasiswa itu kemudian mengantarkannya untuk menambah pengetahuan di negeri Paman Sam, tepatnya di Colorado State University Amerika Serikat. Di kampus ini, ia memperdalam bidang filsafat yang beberapa tahun belakangan menjadi minat terpenting dalam hidupnya. Namun kali ini, ia berkonsentrasi untuk mendalami [[environmental philosophy dan environmental ethics yang dikolaborasikannya dengan Islamic Philosophy.

Di kampus ini, ia belajar kepada beberapa orang filosof Lingkungan terkenal. Pada semester pertama, misalnya, ia mengambil mata kuliah environmental philosophy dari Prof. Holmes Rolston III yang dijuluki sebagai "the father of environmental philosophy". Prof. Holmes Rolston III adalah ahli filsafat sekaligus filosof kenamaan yang reputasinya diakui oleh dunia. Buku-bukunya tidak hanya dipakai sebagai text book di universitas-universitas terkemuka AS, tetapi juga dipakai di hampir seluruh dataran eropa. Di samping itu, Saleh juga bertemu dengan Prof. Bernard E. Rollin, filosof yang mengkhususkan diri pada pengkajian animal right. Ia juga berkenalan dengan Prof. Philip Cafaro yang juga mendalami filsafat lingkungan, khususnya epistemology in natural world.

Pada mulanya, Saleh P Daulay tidak berminat untuk mendalami bidang filsafat lingkungan. Ia bercita-cita memperdalam filsafat Islam. Namun, setelah mengikuti beberapa perkuliahan yang ada dan beberapa Colloquium serta seminar yang terkait dengan topik itu, ia lalu memutuskan untuk mendalaminya. Ia merasa bahwa topik itu sangat penting dan relatif baru di kalangan dunia akademis di Indonesia. Setelah berada di Colorado State University itulah, menurut pengakuannya, ia merasa benar-benar study. Ia mengatakan, Colorado State University telah memperkenalkannya pada sebuah metode baru dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

Saleh tentu bercita-cita untuk mengembangkan ilmu yang diperolehnya untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Di samping akan kembali ke kampus untuk mengajar, kelak ia akan kembali ke Muhammadiyah untuk meniti langkah baru dalam memberikan pengabdiannya. Ia berharap, suatu saat nanti, Indonesia akan bisa maju seperti Amerika Serikat. Ia menambahkan, hanya melalui pendidikanlah bangsa Indonesia bisa merdeka dan bebas. Bebas dari kebodohan, bebas dari rongrongan kapitalisme global, bebas dari keserakahan orang-orang tamak yang mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia, dan bebas dari kemiskinan struktural.(m@w)
Sumber Biodata : Wikipedia Indonesia

10 Juli 2010

Tujuh Tokoh Pemuda Perintis Zaman (2)

H Abdoelgani
Haji Abdoelgani dikenal sebagai seorang guru pada masa perintisan awal Muhammadiyah. Dia menikah dengan Siti Dawimah, salah seorang aktivis Siswo Proyo Wanito. Abdoelgani termasuk salah satu tokoh perintis Hizbul Wathan bersama Haji Mochtar, Soemodirdjo, RH Hadjid, dan lain-lain. Tahun kelahiran Abdoelgani tidak terlacak. Tetapi ketika KH Ahmad Dahlan mengajukan rechtpersoon Muhammadiyah kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda (1912), dia tergolong masih muda.

H Sjoedja’
Haji Sjoedja’ lahir di Kauman, Yogyakarta, pada tahun 1889 (1308 H) dengan nama kecil Daniel (Daniyalin). Dia putra Haji Hasjim, Lurah Kraton Yogyakarta. Haji Hasjim Ismail mempunyai delapan anak: Jasimah, Daniel (Sjoedja’), Jazoeli (Fachrodin), Hidajat (Hadikoesoema), Zaini Sulthoni, Moendjijah, Barijah, dan Walidah. Semua putra dan putri Lurah Kraton Yogyakarta ini menjadi aktivis dan pendukung gerakan Muhammadiyah sejak awal berdiri.
Sewaktu KH Ahmad Dahlan mengajukan rechtpersoon Muhammadiyah kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda (1912), Haji Sjoedja’ berumur kira-kira 23 tahun. Pada tahun 1920,
Hoofdbestuur Moehammadijah membentuk Bahagian Tabligh, Bahagian Penolong Kesengsaran Oemoem (PKO), Bahagian Sekolahan, dan Bahagian Taman Poestaka. Haji Sjoedja’ dipercaya
sebagai ketua pertama Hoofdbestuur Moehammadijah Bahagian PKO dalam usia sekitar 31 tahun.

H Fachrodin
Haji Fachrodin lahir di Kauman, Yogyakarta, pada tahun 1890 dengan nama kecil Moehammad Djazoeli. Dia salah satu dari putra Haji Hasjim Ismail, Lurah Kraton Yogyakarta. Djazoeli adalah
adik kandung Daniel. Yang membedakan Daniel dengan Djazoeli adalah jalan meniti karier. Jika Daniel lebih cenderung menekuni jalur kultural lewat pemberdayaan masyarakat, maka Djazoeli lebih memilih jalur politik lewat Sarekat Islam (SI). Tahun 1912, Haji Fachrodin bergabung di Boedi Oetomo cabang Yogyakarta. Pada tahun yang sama dia bergabung dengan Tjipto Mangoenkoesomo, Abdoel Moeis, Haji Misbach, dan Sneevliet dalam Insulinde. Tahun 1913, dia tercatat sebagai anggota SI cabang Yogyakarta. Setahun kemudian (1914), dia bergabung dalam Inlandsche Journalisten Bond. Ketika JFM Sneevliet mendirikan Indische Sociaal Democratisch Vereeniging (ISDV) pada tahun 1914, Haji Fachrodin termasuk jajaran bestuur ISDV cabang Yogyakarta. Pada waktu Muhammadiyah dideklarasikan (1912), umur Haji Fachrodin sekitar 22 tahun.
Haji Fachrodin masih berumur sekitar 30 tahun sewaktu mendapat amanat sebagai ketua pertama Hoofdbestuur Moehammadijah Bahagian Tabligh (1920).

H Hisjam
Haji Hisjam lahir di Kauman, Yogyakarta, pada tahun 1883. Dia putra Wedana Haji Hoesni. Hisjam masih termasuk kerabat jauh KH Dahlan lewat pernikahannya dengan puteri saudara iparnya, KH Dja’far. Putera Wedana Haji Hoesni ini memiliki karakter moderat dan pemikiran visioner.
Hisjam adalah pemuda cakap yang mementingkan pengajaran bagi generasi muda. Ketika Muhammadiyah dideklarasikan (1912), Hisjam masih berumur sekitar 29 tahun. Pada tahun 1920, Hoofdbestuur Muhammadiyah membentuk Bahagian Sekolahan dan jabatan ketua pertama unsur pembantu pimpinan ini diamanatkan kepada Haji Hisjam yang berumur sekitar 37 tahun.

H Tamim
Haji Tamimudari putra Haji Dja’far. Dia adalah pengusaha di Kauman yang turut mendukung gerakan KH Ahmad Dahlan. Putera-puteri Haji Tamimudari adalah: M. Daris Tamim, M. Djindar Tamimy, dan Prof. Siti Baroroh Baried Ishom (mantan Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah)


Disarikan oleh Mu’arif, wartawan Suara Muhammadiyah dan Sejarawan Muda Muhammadiyah dari berbagai sumber dan dokumen.

Dan silakan download tulisan ini dari Suara Muhammadiyah Edisi Muktamar Satu Abad. (m@w)

Tujuh Tokoh Pemuda Perintis Zaman (1)

Dalam perjalanan naik Haji kedua kalinya (1902), KH Ahmad Dahlan menyempatkan diri mempelajari aliran pembaruan Islam bersumber dari kitab-kitab karangan para pembaru dari Mesir.
Mula-mula Khatib Amin—jabatan KH Ahmad Dahlan—tertarik pada Tafsir Muhammad Abduh. KH Baqir, kerabat KH Ahmad Dahlan yang menetap di Makkah (sejak tahun 1890), memperkenalkan Khatib Amin dengan Rasyid Ridla, murid dan kawan seperjuangan Muhammad Abduh.

Sepulang naik Haji, Khatib Amin merintis gerakan pembaruan Islam dengan motor penggeraknya kaum muda di Kauman, Yogyakarta. Ia merintis sebuah gerakan di tengah-tengah masyarakat yang mengisolasi diri dari dunia luar. Budaya taklid telah menenggelamkan akal sehat. Para ulama yang menjadi kunci kemajuan agama justru malas berpikir. Begitu kuatnya para ulama berpegang teguh pada fiqih-fiqih klasik sampai mereka lupa bahwa sumber ajaran Islam yang murni adalah Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Pada tahun 1911, dalam sebuah pertemuan diskusi di rumah KH Sa’idu, KH Ahmad Dahlan mencetuskan nama “Muhammadiyah” untuk gerakannya. Ia didukung oleh pemuda Kauman yang penuh semangat dan idealisme. RM Dwijosewojo dan R Boedihardjo (ketua dan sekretaris Boedi Oetomo cabang Yogyakarta) menawarkan bantuan kepada KH Ahmad Dahlan untuk mengurus pengajuan rechtpersoon perkumpulan yang akan didirikan. Tawaran bantuan tersebut dengan satu syarat, KH Ahmad Dahlan harus mengumpulkan minimal tujuh orang yang akan membentuk kepengurusan Boedi Oetomo Cabang Kauman. Tawaran tersebut lekas dipenuhi. KH Ahmad Dahlan berhasil mengumpulkan enam pemuda Kauman. Mereka adalah: RH Sjarkawi, H Abdoelgani, H Sjoedja’, H Hisjam, H Fachrodin, dan H. Tamim. KH Ahmad Dahlan sendiri menggenapi syarat minimal tujuh orang tersebut. Ketujuh tokoh pemuda Kauman yang telah membuka jalan bagi Muhammadiyah dalam rangka mendapatkan rechtpersoon dari Gubernur
Jenderal Hindia Belanda merupakan para perintis Persyarikatan ini.

K.H. Ahmad Dahlan
KH Ahmad Dahlan lahir di Kauman, Yogyakarta, pada tahun 1868 dengan nama kecil Mohammad Darwis. Dia putera KH Abubakar bin KH Sulaiman, Khatib Amin Masjid Besar Yogyakarta.
Umurnya selisih tiga tahun lebih muda dengan Rasyid Ridla, tokoh pembaru Islam dari Mesir. Selain menjabat sebagai Khatib Amin, KH Ahmad Dahlan seorang pengusaha batik dan aktivis pergerakan. Jaringan bisnisnya meliputi Batavia, Cianjur, Semarang, Surabaya, dan Padang. Sebelum mendirikan Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan anggota Jam’iyatul Khair (berdiri 1901). Dia tercatat sebagai anggota nomor 770. Pada tahun 1912, dalam usia 44 tahun, Khatib Amin mendirikan Muhammadiyah.

RH Sjarkawi
Raden Haji Sjarkawi putra KH Abdul Jalil, Khatib Wetan. Nyai Khatib Wetan adalah salah satu putri Kiai Penghulu Muhammad Maklum. Dia bersaudara dengan KH Ahmad Maklum, ayah Haji
Anies (ayah Junus Anies). RH Sjarkawi bersaudara dengan H. Abdul Hamid dan HA Djawad.
Tahun kelahiran Sjarkawi tidak berhasil dilacak. Tetapi, berdasarkan dokumentasi photo pada tahun 1919, Sjarkawi masih kelihatan muda bersama KH Ahmad Dahlan ketika menyambut tamu Al-Hasyimi (guru sekolah Al-Attas) di Kauman. Sjarkawi adalah salah satu dari tujuh tokoh perintis Muhammadiyah yang namanya tercatat dalam struktur Hoofdbestuur Muhammadiyah 1912 selain KH Ahmad Dahlan.

Silakan download artikel ini di Suara Muhammadiyah Edisi Muktamar Satu Abad. (m@w)

Album